Sejak kecil aku hanya bersama ibuku, kemana-mana dengan
ibuku, tidur dengan ibuku. Hingga suatu saat aku memasuki usia sekolah. Aku
harus sekolah, dan tentunya butuh biaya sekolah. Akhirnya ibuku sering
meninggakanku di kampung. Dengan alasan pekerjaan. Tapi aku berada di umur yang
sangat membutuhkan kehadiran orang tua di sampingku. Aku hidup dan sekolah
tanpa ibu dan ayah. aku sedih mengingatnya.. hmm..
Perlahan lahan aku tumbuh dengan perkembangan yang menurutku
kacau. disaat aku SD, dimana saat itu seharusnya aku bermain bersama teman
seumuranku. Mendapat perhatian ful dari kedua orang tuaku, atau mungkin dari
salah satu orang tuaku. Tapi
di umur segitu aku di sibukkan dengan belajar,
dimana aku dituntut untuk pintar,untuk juara, (fyi aku memang di kenal dengan
anak pendiam yang pintar). Seharusnya aku bermain, bergaul dengan sesama,
melatih sosialitas dalam diriku tapi aku tak di izinkan kemana-mana dan hanya
bermain sendiri di rumah. Aku Cuma bisa nurut.
Tak jarang juga aku sering menangis di kamar, kalo di Tanya
kenapa aku Cuma menjawab aku ingin ketemu itu. Jawaban seorang anak kecil yang
tak mengerti arti sebuah rinduh. Tak menyadari jika dirinya sedang merindukan
sosok ibu.
Harusnya aku begitu berbahagia dan menikmati masa kecilku.
Tapi aku di sibukkan dengan merindukan ibuku terus menerus. Sibuk memikirkan
kenapa ibuku selalu tak bisa menerima rapot hasil ujian?? Toh aku juara kelas??
Sibuk mengikuti perlombaan di sana-sini. Tapi kemana ibuku?? Kenapa yang lain di
anter kok aku sendirian??.
Hasil rapat dan pengumuman-pengumuman penting hanya di tulis
dibuku pelajaran dan disuru guru untuk membacakan keorang tua. Tapi
pertanyaannya pada siapa aku harus bacakan ini??? Tante?? Yang tak peduli
dengan ku??? Dia memang merawatku,
terlihat peduli dan terlihat bersungguh-sungguh. Tapi aku tidak “merasakannya”,
you know lah. Sesuatu yang tulus akan terasa hingga kedalam hati. Yup seperti
itu lah masa SD ku. Miris
Memasuki SMP aku sudah bersama ibu dan ayah tiriku. Tapi di usia
remaja. Masa pubertas. Aku di sibukkan dengan memikirkan masalah ekonomi yang
sulit. Membantu ekonomi keluarga dengan berjualan ini itu. Aku tidak keberatan
dengan hal itu. Sehingga aku malu untuk bergaul lebih dengan teman-teman yang
sebaya dengan ku.
Pertumbuhanku kacau. mental yang terbentuk rusak. Aku menikmati
masa kecilku tanpa bimbingan dan tampa bergaulan. Menikmati masa remajaku
dengan keadaan mental yang masih kekanak-kanakan. Aku malu dan grogi bergaul
dengan lawan jenis. Sehingga aku menutup diri.
Mental yang tercipta sungguh membutku sulit. Aku takut
mengeluarkan pendapat, aku minder dengan teman-teman yang terlihat lebih cantik
dariku, lebih pintar dariku, lebih “tenar” dariku. Dan aku merasa tidak mampu
ikut terlibat dalam organisasi dan kegiatan extra lainya. Sehingga memasuki SMP
sampai SMA pretasiku menurun.
Aku menjadi orang yang pendiam. Tidak mampu mengeluarkan
pendapat yang sebenarnya benar. Aku menjadi begitu pemalu dan tidak bisa
bersosialisasi dengan baik. Aku lebih suka sendiri, duduk sendiri, melakukan
aktifitas sendiri, bekerja sendiri, segala sesuatunya sendiri. Sehingga tak ada
satu orangpun yang begitu dekat denganku. Aku sangat tertutup, dan bahkan ada
yang menilai, aku susah di tebak. Yup.. begitulah aku…
Dan tidak ada hal lagi yang dapat ku perbuat untuk
memperbaiki semua itu. Karna sampai saat ini menyampaikan pun aku tidak dapat.
Karna itu aku buat blog ini. Meski tak ada yang membaca. Tapi aku lega bisa
mengeluarkan semua yang aku pendam selama ini.
anw Happy Birthday my best sister ever :* Vella Jesus love you..
0 komentar:
Posting Komentar