Siapa aku?? Aku bukan
siapa siapa yang berhak mengatur, complain, ataupun marah. Tapi tak bisa ku
pungkiri rasa marah itu ada, terlebih rasa kecewa. Teramat kecewa dengan semua
yang terjadi.
“cinta” sempat membenci dengan kata cinta, arti cinta, maupun
peng-aplikasi-an cinta dalam hidup ini. Banyak hal yang terjadi yang membuat aku
benci dengan yang namanya cinta.
Karena cinta sebuah persahabatan rusak, karena cinta sebuah
hubungan retak, cinta menciptakan jarak yang jauh padahal yang dulu begitu dekat, karena
cinta
kita tak saling menyapa, karena cinta kita saling membenci, karena cinta
sebuah hubungan persaudaraan hancur!! Dan masih banyak lagi hal-hal buruk yang
terjadi yang di akibatkan oleh cinta.
Sempat juga merasa cinta itu begitu berarti. Cinta membuat
yang marah bisa tersenyum, cinta membuat yang tak saling memandang bisa saling
percaya, cinta bisa meruntuhkan tembok kebencian, cinta bisa buat yang tidak
sedarah saling peduli selayaknya saudara sedarah, bahkan cinta dapat membuat
seseorang merelakan nyawahnya yaitu Tuhan Yesus. Cinta bisa membuat seseorang
relah berkorban. Banyak hal-hal indah yang terjadi karena cinta.
Tapi dalam hal ini aku kecewa dengan cinta, cinta membutakan
kami, cinta memisahkan kami, cinta menjauhakan kami, cinta membuat kami saling
tertutup, cinta membuat kami seperti orang asing, cinta membuat kami tak saling
peduli,,,, dan cinta juga membuat aku begitu kecewa.
Kecewa ketika semua beruba,, aku rindu saat-saat dimana kita
saling terbuka, berbagi, kita begitu dekat, saling peduli. Kekecewaan ini
begitu dalam sehingga membuat aku masa bodoh untuk peduli, untuk menegur.. skali
lagi, “siapa aku??” Tidak ada pengaruhnya. Tapi entah kenapa aku begitu kecewa.
Aku bagaikan penonton yang di paksakan menyaksikan sebuah drama, dimana aku
begitu peduli dengan kisah cerita drama
tersebut, sedikit memberi saran, tapi toh tetap saja aku hanyalah seorang
penonton yang walau sekeras apapun aku berkoar untuk memberi saran tetap tidak ada
gunanya. Tinggal duduk diam menyaksikan drama tersebut kemudian kecewa, dan
kecewa lagi, terus kecewa menyaksikan jalan ceritanya yang tak sesuai harapan.
Sampai suatu titik dimana aku tidak peduli lagi dengan jalan ceritanya, tidak peduli dengan apa yang akan
terjadi kedepannya. Hanya duduk diam, tutup mata dengan semua yang terjadi.
Sambil memendam rasa kecewa yang terlalu dalam dan mencoba untuk tidak peduli.
0 komentar:
Posting Komentar