Selasa, 30 Juni 2015

Stop caring

Siapa aku?? Aku  bukan siapa siapa yang berhak mengatur, complain, ataupun marah. Tapi tak bisa ku pungkiri rasa marah itu ada, terlebih rasa kecewa. Teramat kecewa dengan semua yang terjadi.
“cinta” sempat membenci dengan kata cinta, arti cinta, maupun peng-aplikasi-an cinta dalam hidup ini. Banyak hal yang terjadi yang membuat aku benci dengan yang namanya cinta.
Karena cinta sebuah persahabatan rusak, karena cinta sebuah hubungan retak, cinta menciptakan jarak yang  jauh padahal yang dulu begitu dekat, karena cinta
kita tak saling menyapa, karena cinta kita saling membenci, karena cinta sebuah hubungan persaudaraan hancur!! Dan masih banyak lagi hal-hal buruk yang terjadi yang di akibatkan oleh cinta.
Sempat juga merasa cinta itu begitu berarti. Cinta membuat yang marah bisa tersenyum, cinta membuat yang tak saling memandang bisa saling percaya, cinta bisa meruntuhkan tembok kebencian, cinta bisa buat yang tidak sedarah saling peduli selayaknya saudara sedarah, bahkan cinta dapat membuat seseorang merelakan nyawahnya yaitu Tuhan Yesus. Cinta bisa membuat seseorang relah berkorban. Banyak hal-hal indah yang terjadi karena cinta.
Tapi dalam hal ini aku kecewa dengan cinta, cinta membutakan kami, cinta memisahkan kami, cinta menjauhakan kami, cinta membuat kami saling tertutup, cinta membuat kami seperti orang asing, cinta membuat kami tak saling peduli,,,, dan cinta juga membuat aku begitu kecewa.

Kecewa ketika semua beruba,, aku rindu saat-saat dimana kita saling terbuka, berbagi, kita begitu dekat, saling peduli. Kekecewaan ini begitu dalam sehingga membuat aku masa bodoh untuk peduli, untuk menegur.. skali lagi, “siapa aku??” Tidak ada pengaruhnya. Tapi entah kenapa aku begitu kecewa. Aku bagaikan penonton yang di paksakan menyaksikan sebuah drama, dimana aku begitu peduli dengan kisah cerita  drama tersebut, sedikit memberi saran, tapi toh tetap saja aku hanyalah seorang penonton yang walau sekeras apapun aku  berkoar untuk memberi saran tetap tidak ada gunanya. Tinggal duduk diam menyaksikan drama tersebut kemudian kecewa, dan kecewa lagi, terus kecewa menyaksikan jalan ceritanya yang tak sesuai harapan. Sampai suatu titik dimana aku tidak peduli lagi dengan jalan  ceritanya, tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Hanya duduk diam, tutup mata dengan semua yang terjadi. Sambil memendam rasa kecewa yang terlalu dalam dan mencoba untuk tidak peduli.

0 komentar:

Posting Komentar

 

niiNote Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang